Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Kondang di era 90-an, begini nasib suami Desy Ratnasari di sinetron yang jauh dari ketenaran

Mengudara pada 1991 silam, sinetron Sengsara Membawa Nikmat menjadi salah satu sinetron paling memorable bagi generasi 90-an, khususnya bagi warga Minangkabau. Mengadaptasi novel karya Tulis Sutan Sati, sinetron ini mengisahkan tentang seorang pemuda bernama Midun dan sahabatnya, Maun.

Dalam perjalanannya, Midun jatuh hati dengan seorang gadis cantik bernama Halimah yang diperankan Desy Ratnasari. Keduanya pun saling jatuh cinta. Namun sayang, muda-mudi yang dimabuk asmara ini sempat terpisah karena Midun menjalani kesengsaraan di penjara. Hingga akhirnya, keduanya kembali bersua di ibukota.

Kisah cinta yang didahului dengan kesengsaraan Midun dengan berbagai fitnah ini begitu membekas di ingatan penggemar. Tak heran kalau sosok Midun juga sangat ikonik pada saat itu. Lewat sinetron tersebut, berhasil melambungkan pria tampan yang diidolakan hingga kini.


Ia adalah Sandy Nayoan. Perannya sebagai Midun di sinetron Sengsara Membawa Nikmat sangat ikonik. Apalagi chemistry-nya dengan Desy Ratnasari yang terjalin apik. Perannya di Sengsara Membawa Nikmat bukanlah yang pertama, ia tercatat membintangi film Pertempuran Segi Tiga (1990), Sengsara Membawa Nikmat (1991), dan Tutur Tinular III (1992).

Berkat kepiawaiannya di bidang akting, Sandy Nayoan pernah masuk nominasi untuk berbagai penghargaan. Dirinya tercatat memenangkan penghargaan Pemeran Utama Pria Sinetron Festival Sinetron Indonesia 1995. Namun, tak hanya menjadi aktor, wajah Sandy Nayoan juga kerap muncul di berbagai majalah lawas. Penampilannya sangat khas dengan wajah oval serta rambut model belah pinggir yang membuat pesonanya bikin jatuh hati kaum hawa.


Kini, 30 tahun berlalu sejak sinetron Sengsara Membawa Nikmat tayang, banyak dari pemerannya yang vakum dari dunia hiburan. Jika Desy Ratnasari memilih untuk terjun ke dunia politik berbeda nasib dengan Sandy Nayoan.

Sandy Nayoan sempat terjun ke dunia politik dengan mencalonkan diri sebagai anggota legislatif Dapil Jawa Barat I tahun 2014 serta Dapil Sumatera Utara pada 2019 melalui Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), sayangnya ia gagal. Aktor kelahiran 1970 ini akhirnya banting stir menjadi pengajar.


Diketahui, Sandy Nayoan menjadi dosen mata kuliah Pancasila di Universitas Gunadarma sejak semester Ganjil pada 2015. Pilihannya menjadi dosen tersebut karena Sandy merasa memiliki tanggung jawab untuk mengajarkan nilai-nilai Pancasila pada generasi muda agar tidak melupakan dasar dan sejarah negaranya.


Sandy yang berlatar belakang pendidikan hukum juga membuka kantor pengacara dan dikenal akrab dengan kalangan jurnalis. Ia pun kini dipercaya untuk memimpin Lembaga Bantuan Hukum Ikatan Wartawan Online (LBH IWO) pada 2021.